Sejarah dan Profil Bandara Malang Abdurachman Saleh

Bandara yang ada di kota Malang ini sebenarnya berbeda dengan beberapa bandara yang terdapat di kota-kota besar. Bandara Abdurachman Saleh yang ada di kota Malang ini untuk aspek pengelolaannya tidak dilakukan penanganan secara langsung oleh BUMN PT Angkasa Pura.

Akan tetapi justru di tangan secara langsung dan dikelola oleh pemerintah provinsi Jawa Timur dan sebelumnya dilakukan pengelolaan oleh TNI AU. Pada saat berada di tangan militer tentunya keberadaan bandara lebih dikenal dengan pangkalan udara yang memiliki aspek strategis untuk TNI AU.

Hal ini dikarenakan dari bandara ini memiliki 3 skadron udara, batalyon paskhas serta satu sekat dalam teknik. Mengingat untuk sifatnya yang sangat khas dan berhubungan secara langsung dengan berbagai aktivitas strategis hingga taktis militer, aturan militer dan nuansanya masih melekat di bandara yang memiliki status sebagai lanud tersebut.

Jika dibandingkan dengan beberapa bandara tentunya untuk bendera yang satu ini dijadikan sebagai versi mini dari adanya Bandara Halim Perdanakusuma yang terdapat di Jakarta. Meskipun begitu untuk bandara Ini juga masih beroperasi sesuai dengan SOP yang telah diterapkan dari pengelolaan bandara di Malang.

Sejarah Bandara

Bandara Abdurachman Saleh yang ada di Malang ini sebenarnya pangkalan udara Bugis yang dilakukan pembangunan dari pemerintah Belanda di tahun 1937-1940. Sehingga untuk nama bandara atau landasan udara ini pada waktu itu dikenal dengan sebutan lain yang pastinya bukan dari nama yang sekarang.

Nama tersebut telah ditetapkan oleh Belanda dengan menggunakan pangkalan udara Bugis. Meskipun begitu terdapat keunikan yang ditawarkan oleh bandara yaitu pangkalan udaranya ini telah dikelilingi dengan pegunungan yang kondisinya masih aktif hingga sekarang.

Hal ini dikarenakan untuk kondisi yang berada di sekeliling pegunungan membuat pangkalan udara ini bisa dilihat secara langsung dari atas awan meskipun tidak begitu jelas. Pada 17 Agustus 1952 melalui perjuangan dari Prof. Abdul Rahman Saleh yang mengusahakan untuk melakukan pengembangan AURI atau Angkatan Udara Republik Indonesia.

Sehingga menetapkan penggunaan nama untuk pangkalan udara Bugis yang digantikan sebagai nama bandara Abdurachman Saleh. Karena dari beliaulah sebagai pahlawan yang turut berjuang dalam mengalahkan tentara Belanda dan diresmikan untuk dijadikan sebagai nama pangkalan udara.

Profil Bandara di Malang

Bandara yang ada di Malang ini memang ukurannya tidak begitu besar dibandingkan dengan beberapa bandara yang ada di kota lain. Makan hati untuk mengakses bandara yang satu ini bisa digunakan dalam penerbangan Malang menuju Jakarta, Malang menuju Denpasar, Malang menuju Balikpapan, Malang menuju Banjarmasin, Malang menuju Makassar, serta Malang menuju Surabaya.

Selain itu kehadiran dari bandara yang satu ini juga menyediakan berbagai fasilitas memadai dan terbilang sangat sederhana. Hal ini dikarenakan untuk ukuran bandaranya tidak begitu besar tentunya akan berbeda dengan fasilitas yang disediakan di bandara besar seperti halnya Surabaya.

Di bandara yang satu ini menghadirkan dua lantai dengan lantai 1 yang dimanfaatkan untuk ruang check in bagi para penumpang dan lantai 2 tersebut digunakan sebagai ruang tunggu bagi penumpang. Di setiap masing-masing lantai tersebut juga telah disediakan dengan fasilitas yang dibutuhkan oleh para penumpang.

Pantai yang dijadikan sebagai ruang tunggu bagi para penumpang juga tersedia beberapa fasilitas lain diantaranya ruang tunggu khusus, mushola, serta toilet. Selain itu juga terdapat ATM hingga beberapa tempat makan yang telah disediakan di lantai 2.

Apabila ingin kunjungan ke beberapa tempat di Malang tentunya tidak perlu khawatir lagi karena tersedia agen travel dengan menawarkan paket wisata serta rental mobil yang disesuaikan kebutuhan oleh para penyewa. Mau info lebih silakan klik disini karena agen wisata ini akan memberikan kepuasan dengan pelayanan yang diberikannya.

Terlebih untuk agen wisata bahkan juga menyediakan layanan untuk antar jemput menuju bandara di Malang yang disesuaikan kebutuhan para pelanggan. Sehingga tidak heran jika banyak sekali para wisatawan yang datang ke Malang dengan memanfaatkan paket wisata salsa agen mobil dalam memberikan kemudahan perjalanannya.

Kekurangan Bandara di Malang

  1. Landasan

Bandara yang satu ini memang tersedia di Malang dengan memiliki dua landasan pacu. Pada landasan pacu pertama digunakan untuk pesawat kecil seperti halnya Hercules C-130 yang memiliki panjang 1500 m.

Sementara itu untuk landasan pacu ke-2 digunakan pada beberapa jenis pesawat besar seperti halnya Boeing 737 yang memiliki panjang 2,300 m. Selain itu juga memiliki pemandangan yang pastinya berbeda tepat di sekitaran jalur landasan hingga apron.

Selain syarat untuk ketersediaan fasilitas militer tentunya jalur di pinggiran landasan tersebut sebagai bentuk budidaya untuk dijadikan area tanam sayuran. Ketika berjalan menuju ke arah pintu keluar dari bandara di Malang ini akan didominasi adanya lahan tebu dengan jumlahnya yang sangat banyak.

  1. Tidak Tersedia Baggage Conveyor

Apabila sudah berada di bandara yang tersedia di Malang ini tentunya akan menunggu antrian koper pada bagasi ataupun kargo. Dalam hal ini pastikan tidak mencari conveyor seperti halnya yang biasa sudah disediakan di beberapa bandara besar.

Di bandara yang ada di Malang ini semua hal akan dilakukan dengan cara sederhana dan hanya terdapat satu lintasan belt untuk melakukan pengambilan bagasi. Kemungkinan besar mengingat adanya frekuensi penerbangan yang terbilang cukup rendah tentunya untuk penerapan conveyor ini memang tidak dibutuhkan.

  1. Koneksi Angkutan yang Terbatas

Bisa jadi dikarenakan pengelolaan yang dilakukan oleh pemerintah provinsi Jawa Timur serta berada di area TNI AU. Tentunya untuk keperluan transportasi memang sangat terbatas dan tidak tersedia pilihan lainnya.

Apabila ingin keluar dari bandara tersebut juga tidak tersedia angkutan bus bandara layaknya damri yang ada di bandara Jakarta. Begitupun akan kesulitan dalam memperoleh angkot serta ojek karena dilarang masuk ke area boulevard di bandara tersebut.

Sebagai pilihan alternatif satu-satunya yang bisa digunakan dengan memanfaatkan jasa layanan taksi saja. Adanya taksi resmi yang diperbolehkan dalam melakukan pengantaran penumpang dari bandara yaitu taksi Garuda yang telah dilakukan pengelolaan secara langsung dari pusat koperasi angkatan udara.

Perihal tarif untuk penggunaan taksi tidak memanfaatkan argometer akan tetapi telah memiliki standar tarif yang merujuk terhadap destinasi yang telah dikunjungi. Pada penggunaan taksi dari bandara menuju kawasan wisata Batu tentunya akan dikenakan dengan tari sebesar 155.000.

Meskipun sebagian besar dari Armada taksi tersebut masih memanfaatkan jenis sedan Hyundai dari keluaran lama yang pastinya tidak akan nyaman. Akan tetapi, hal ini cenderung lebih hemat dengan menggunakan jasa uber yang pastinya memberikan keuntungan tidak hanya efektif namun juga efisien.

 

Similar Posts